Profil Tim

eko-nugroho

Eko Nugroho, perupa muda Indonesia kelahiran 1977. Belajar tentang seni rupa sejak di bangku sekolah menengah seni rupa (SMSR) Yogyakarta dan berlanjut ke Insitut Seni Indonesia Yogyakarta. Dia telah menggelar pameran tunggal sejak 2000. Berbagai karyanya telah dipamerkan di berbagai negara yaitu Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jerman, Australia, Perancis, Amerika Serikat, Belanda.

Residensi di berbagai negara juga telah dilakoninya sejak tahun 2004. Beberapa lembaga yang pernah disinggahinya: Tyler Print Institute Singapura 2012, ZKM Center for Art and Media Karlshure-Jerman 2011, SAM Art Projects Villa Raffet-Paris Perancis 2011, Heden Den Haag-Belanda 2008,Contemporary Arts Center New Orleans Lousiana – USA 2008. Berbagai karyanya juga telah digelar di berbagai acara pameran seperti “Art for Cancer” – Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta 2014,  Jogja Biennale: Equator #2 Taman Budaya Yogyakarta – Indonesia 2013, California Pacific Trienale Orange County Museum of Art, USA 2013.

Award yang pernah diraihnya: Best Illustration Kompas Short Stories 2009, Academy Art Award for Emerging Artist, Indonesian Institute of Arts 2008, dan Best Artists of the Year, Tempo magazine 2005. Dan pada tahun 2008 menciptakan dan mewujudkan idenya dalam ruang seni pertunjukan yang berkolaborasi dengan berbagai seniman dalam pertunjukan Wayang Bocor.

 

Gunawan

Gunawan Maryanto, bergiat sebagai penulis dan sutradara di Teater Garasi: Laboratorium Penciptaan Teater.  Saat ini menetap di Jogja. Bukunya yang telah terbit adalah Waktu Batu (sastra lakon, ditulis bersama Andri Nur Latif dan Ugoran Prasad, IndonesiaTera 2004), Bon Suwung (kumpulan cerpen, InsistPress 2005), Galigi (kumpulan cerpen, Penerbit Koekoesan 2007), Perasaan-perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya (kumpulan puisi, Omahsore Publisher 2008), Usaha Menjadi Sakti (kumpulan cerpen, Omahsore Publisher 2009) dan Sejumlah Perkutut buat Bapak (kumpulan puisi, Omahsore Publisher, memenangkan Khatulistiwa Award 2010). Juga pernah diundang untuk membacakan karyanya di Bienal Sastra Internasional Utan Kayu 2005, Ubud Writers and Readers Festival 2006 dan Korean ASEAN Poetry Literary Festival II 2011.

Karya penyutradaraannya bersama Teater Garasi adalah: Sri (adaptasi dari Yerma karya F Garcia Lorca, dipentaskan di Jogjakarta dan Surakarta,1999),Repertoar Hujan (karya Gunawan Maryanto, dipentaskan di Jogjakarta, Surakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Tokyo, 2001—2005), Dicong Bak (karya kolaborasi dengan Tikar Pandan Aceh dan Teater Embassy Belanda, dipentaskan di Banda Aceh dan Jogjakarta, 2006), The Zoo Story (karya Edward Albee, dipentaskan di Jogjakarta, 2007), Tuk (karya Bambang Widoyo Sp, dipentaskan di Jakarta dan Jogjakarta, 2007-2008), Oidipus di Kolonus (karya Shopocles, dipentaskan di Jogjakarta, 2008), Bocah Bajang (dipentaskan di Jogja, 2009), Krontjong Mendoet (dipentaskan di Jogja, 2012) dan Gandamayu (bersama Yudi Ahmad Tajudin, dipentaskan di Jakarta 2012).

 

 

Wulu

Ari Wulu, seorang musisi musik elektronik yang  dikenal juga sebagai midiDJUNKIE atau WVLV.  Sejak tahun 2005 telah mengelola forum musik elektronik SoundBoutique. Dan saat ini sedang mengembangkan sebuah aplikasi musik gamelan bersama rekan-rekannya. Sejak tahun 2011, telah mengelola workshop musik elektronik bagi siapapun yang berminat mempelajarinya bernama FRONT303 di Yogyakarta.

Beberapa karyanya dalam audio: Desainer musik Gamelan Interaktif Multimedia Taman Pintar Yogyakarta – 2007, Desainer musik acara pembukaan Liga Primer Indonesia – 2010, Ilustratror Musik Jogja Java Carnival 2010.  Beberpa karyanya dalam bermusik: Pertunjukan teater “Sebuah Usaha Menulis Surat Cinta” karya Puthut EA dan Joned Suryatmoko – 2014, Konser dalam pembukaan TRADIGITAL Festival Kesenian Yogyakarta dengan Noranari Dance, #JVMP, DJ Innerlight, dan Aris Sumarsono. Konser musik bersama Bamboo Wukir di 17 tahun  Yogyakarta Gamelan Festival – 2012, DJ performance “Submerged”, Legian Bali bersama Electrofux & Legendary Gatotkaca – 2011.

Beberapa keterlibatannya dalam workshop musik sebagai panelis dan fasilitator adalah Hari Gamelan di Festival Gamelan Yogyakarta – 2009, Workshop Musik Elektronik di Pelita Hati Kuala Lumpur – 2006, Workshop Produksi Musik Digital Jakarta dan Workshop Produksi Musik Digital Pemula Surabaya – 2004, serta Workshop Digital Studio Surabaya – 2002,

Saat ini aktif sebagai Direktur Program Forum SoundBoutique, Dewan Komite Festival Gamelan Yogyakarta, Teknisi Sound Perusahaan Gameloft, dan Dewan Direksi Festival Kesenian Yogyakarta.

 

 

Banjar

Banjar Tri Andaru Cahyo, lelaki yang menekuni bidang tata cahaya dan videografi. Mulai tertarik menjadi desainer tata cahaya panggung sejak bergabung dengan Teater Garasi 1996. Belajar tata cahaya dengan mengikuti workshop, antara lain : workshop tata cahaya pada festival tari kontemporer asia (Yogyakarta,2001) dan loka karya tata cahaya di teater salihara (Jakarta, 2009).

Sebagai desainer tata cahaya telah terlibat di beberapa pementasan kelompok seni pertunjukan, antara lain :  Teater Garasi; diantaranya: Reportoar Hujan (2001),monolog sungai (2007), Bunga Lantana (2007), Lelaki itu Mengaku sebagai Jamal (2007-2008), Ophelia; rahasia kolam kematian (2007-2008),  Pangeran Bintang dan Putri Embun (2011), Goyang Penasaran(2012), Jangkar Babu Sangkar Madu (2013). Teater Gardanalla; diantaranya: Bertiga (2009), Sebuah Usaha Menulis Surat Cinta ( 2014). The Migrating Troop (dance);diantaranya: Soda untuk Cita (2010), The Pussy Foot (2012). Papermoon Puppet Theatre; diantaranya: Mwathirika (2010-2012), Mwathirika USA Tour (2012), Mwathirika Darwin Festival (2013), Mwathirika World Puppet Carnival (2013), Laki-Laki Laut (2013), Setjangkir Kopi dari Plaja (2013).

Selain itu juga pernah terlibat menjadi penata lampu pada beberapa pertunjukan musik dan opera, diantaranya : The Rise and Fall of a Scoundrel Queen, Risky summerbee and The Honeythief (2007); promo album Kamar Gelap, Efek Rumah Kaca (2009); Opera Matahari (2009); Head Hunting, Tika and The Dissidents (2010); His toire du Soldat, Dutch Chamber Music Company (2011); Krontjong Mendoet, Irama Tongkol Teduh (2012); Happy Coda, FRAU (2013); Punkasila (2014), Dalam kesehariannya lelaki ini bekerja di Kosongtiga media.

 

 

Dhani

Ramdhani Mangku Alam S.Sn, biasa dipanggil sebagai Dhani Brain. Mahasiswa kelahiran 1981 dan telah menyelesaikan studinya dari Institut Seni Indonesia (ISI) jurusan teater.  Sejak kuliah hingga saat ini telah menggeluti wilayah artistik panggung untuk seni seni teater, tari, musik,serta event carnival  dengan spesialisasi tata panggung dan properti panggung, tata rias panggung, tata busana panggung.

Beberapa karya yang telah melibatkanya: Art Director pementasan teater ‘Tinjak Tanah’ dan pementasan Teater ‘Lelak’ 2013.  Perancang asesoris Busana Mahkota Merak UNY Yogyakarta, penata rias dan busana, serta properti “Pengadilan Pekik” karya Isti Nugroho, penata rias dan busana roadshow ‘Endank Soekamti’ Band 2012. Pada tahun 2011 terlibat sebagai  desainer tata rias dan busana dalam pementasan naskah Gift, Dongeng Cinta di Musim Hujan karya Rukman Rossadi, art director dalam acara HUT Hotel Kartika Chandra Semanggi Jakarta.

Selain berkarya dia juga terlibat dalam beberapa workshop sebagai pemateri:  workshop make up di SMK Tulungagung, workshop make up di UBAYA Surabaya, workshop make up di UNESA Surabaya, workshop make up dan kostum di UPN Jakarta, dan workshop make up dan kostum di GUNADARMA Depok.

Saat ini aktif sebagai disainer tata rias dan busana pertunjukan teater lingkungan di Komunitas teater ‘Sego Gurih’ Yogyakarta, bekerja di divisi artistik di kelompok teater ‘Saturday Acting Club’ (SAC) Yogyakarta. Dan juga tercatat sebagai pengajar paruh waktu di Universitas Multimedia Nusantara Serpong Tangerang dan sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di ISI Yogyakarta.

 

Tere

Theresia Wulandari, seorang penari muda lulusan Universitas Negeri Yogyakarta jurusan tari. Saat ini aktif sebagai seniman dan juga pengajar. Telah terlibat dalam berbagai pertunjukan seni tari sejak 2002. Beberapa tarian yang pernah dan masih dimainkannya: penari sendratari Ramayana Prambanan 2003 – sekarang, pemeran Kunthi dalam dramatari Basukarno – Temu Taman Budaya Jambi 2013. pemeran Dewi Suprobo dalam Festival Wayang Orang WOSBI – Solo 2011.

Selain penari, dia dikenal juga sebagai penata tari. Beberapa karya dia adalah Arya Penangsang 2003, Kijang Kasmaran 2006, Romu 2007, Atmo Senthir – Parade Tari Daerah Yogyakarta  2013, Goprak – festival lomba tari kreasi anak tingkat nasional di Surabaya 2013. Sedangkan beberapa penghargaan yang pernah diraihnya: penari ekspresi terbaik – festival Wayang Orang Yogyakarta 2011 dan pemeran putri terbaik “Ken Umang”  – Festival Kethoprak 2012.

Peran lain yang dilakoninya sebagai seniman adalah presenter televisi, terlibat dalam pertunjukan “Krontjong Mendoet” – Teater Garasi 2012, penyayi dalam kelompok musik Acapella Mataraman 2005 – sekarang.  Dan beberapa pengalaman lainnya adalah: penari Ramayana – Thailand 2008, Festival Hualien Music Internasional 2010, Acapella Mataraman – Festival Art Singapura 2011 dan Wayang Kertas – Misi Kesenian di Australia 2011.

 

 

Qomar

Muhammad Nur Qomaruddin, adalah salah satu seniman mukim di Teater Garasi/Garasi Performance Institute.  Proses awal keaktorannya dimulai bersama Teater Tangga UMY.  Pernah terlibat dalam kelas keaktoran di Teater Garasi dalam program belajar Actor Studio dasar dan lanjut pada tahun 2006 dan 2009. Di tahun 2012, mengikuti residensi bersama beberapa seniman kolektif Teater Garasi di Cheunchen Korea Selatan.

Bersama Teater Garasi telah bermain dalam beberapa karya: Domba-domba Revolusi – 2007 dan  Bocah Bajang – 2009 yang disutradarai oleh Gunawan Maryanto. Goyang Penasaran –  2011 – 2012 karya  Naomi Srikandi dan pada 2014 “Sehabis Suara #1” disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin.

Beberapa produksi non Teater Garasi adalah “Camar” karya  Anton Chekov yang disutradarai oleh  Corrina Manara produksi Theater Embassy Belanda – 2008. “Selamat Datang dari Bawah” karya Fitri Setyaningsih – 2010, “Medea Media” karya Naomi Srikandi – 2010, pembaca dalam Dramatic Reading Festival sejak tahun 2010 – hingga saat ini. Pada tahun 2014 berkolaborasi dengan visual artis Jompet Kuswidananto dalam pameran Order and After dan Agung Kurniawan dalam karya MasyaAllah Transgenic.

 

Adi

Adi Wisanggeni,  lelaki kelahiran 1981 ini  mulai mengenal dan terlibat di seni pertunjukan pada tahun 2006.  Dan mulai menekuni seni pertunjukan dalam wilayah manajemen panggung sejak tahun 2007, saat menjadi staf studio Teater Garasi hingga saat ini.

Sejak tahun 2007 hingga saat ini, hampir seluruh karya Teater Garasi selalu melibatkannya sebagai kru panggung. Pemahamannya yang cukup komprehensif dalam hal teknis tata lampu dan  setting pertunjukan menjadikannya pilihan utama dalam setiap karya-karya Teater Garasi.  Selain itu, dia juga menekuni diri sebagai penata lampu dalam beberapa event Teater Garasi dan non Teater Garasi.

Beberapa lembaga dan tim  lain yang pernah menggunakannya sebagai kru panggung dan penata lampu adalah Lembaga Bahasa Karta Pustaka, Cafe Oxen Free, Sekolah Kanisius Jakarta.  Dan saat ini bercita-cita menjadi juragan bakso

 

Ega

EGA KUSPRIYANTO, lelaki kelahiran 1983 ini adalah lulusan Amikom Yogyakarta dan bertempat tinggal di Minomartani Sleman Yogyakarta. Telah terlibat di manajemen panggung pertunjukan sejak tahun 2005.  Beberapa karya Teater Garasi yang pernah melibatkannya adalah: Gandamayu karya Yudi Ahmad Tajudin dan Gunawan Maryanto 2012, Tubuh Ketiga karya Yudi Ahmad Tajudin 2010, dan Sum; Cerita dari Rantau karya Verry Handayani 2008.

Selain bekerja dengan Teater Garasi dia juga terlibat dengan lembaga/seniman lain yaitu: Teater Gardanala – Joned Suryatmoko,  Visual Artist Jompet Kuswidananto, Sanggar Tari Padneçwara Jakarta.

Selain itu, dia adalah musisi dalam kelompok musik keroncong Irama Tongkol Teduh yang memainkan alat  Ukulele.

 

 

 

ARS MANAGEMENT TEAM ; pengelola berbagai event yang saat ini bekerjasama dengan Studio Eko Nugroho dalam wilayah produksi Wayang  Bocor.  Tim yang terlibat:

Hani

Kartika Wahyuning Nugrahani,  wanita yang biasa dipanggil Hani ini mulai mengenal seni pertunjukan pada tahun 2010 saat bergabung dengan Teater Garasi sebagai staf administrasi  hingga tahun 2014.

Selama menjadi staf administrasi telah terlibat di beberapa proyek pertunjukan Teater Garasi dan non Teater Garasi di bagian tiketing. Beberapa proyek yang melibatkannya adalah Pertunjukan Medea Media – 2010 dan Goyang Penasaran – 2011 karya Naomi Srikandi, Pertunjukan Teater Gandrik dari tahun 2010 – saat ini, Pertunjukan tari klasik Padneçwara Jakarta 2010.

 

 

 

Ratri

Ratri Kartika Sari, Telah berpengalaman selama 10 tahun sebagai praktisi manajemen seni pertunjukan. Pernah terlibat di Teater Garasi dengan posisi teakhir sebagai manajer keuangan, kantor, dan marketing. Saat ini, dia sedang melanjutkan ke jenjang S2 di Magistra Manajemen (MM) UGM.

Pengalamannya yang pernah dilakoninya sebagai praktisi manajemen seni pertunjukana adalah manajer pengelolaan tiket pertunjukan-pertunjukan Teater Gandrik sejak tahun 2010, manajer produksi beberapa pertunjukan: Garibaba’s Strange World – Pappatarahumara Jepang, Pagelaran Tari Klasik “Savitri” karya Retno Maruti – Padneçwara Jakarta, Pertunjukan Teater Tetas – karya almarhum AGS. Dipayana.

Beberapa karya dengan Teater Garasi:  Sum; Cerita dari Rantau,  Je.ja.l.an, dan  Tubuh Ketiga. Dan pada tahun 2009, menjadi  manajer operasional Simposium Internasional Seni Pertunjukan Indonesia I. Selain itu pada tahun 2010 – 2012 terlibat sebagai manajer marketing dan asisten produser dalam event JogjaBroadway; salah satu event hiburan yang edukatif, imajinatif, dan menghibur.

 

 

Kolaborator dalam Periode 2008 – 2012
1 Ki Catur Kuncoro                 : Dalang
2 Yennu Ariendra                   : Music Composer
3 Ignatius “Clink” Sugiarto  : Tahap dan Light Designer
4. Joned Suryatmoko            : Dramawan